Saturday 3 November 2018

Sering Mengalami Keputihan Waspadai Kanker

Bagi kaum wanita yang sering mengalami keputihan dan tak kunung sembuh, Anda harus waspadai dan cepat periksakan, karena bisa saja itu gejala kanker serviks.

Penyakit yang paling ditakuti kaum wanita adalah kanker payudara dan kanker serviks. Sehingga sangat penting mengetahui penyebabnya sejak masih remaja, karena hal tersebut dapat menghindari kamu dari penyakit tersebut. Nah jika kamu sering mengalami keputihan dan tak sembuh, maka sebaiknya mulai waspada.
Kanker serviks, merupakan penyakit yang berjalan lambat dan tidak menunjukan gejala khas pada saat stadium awal. Jika wanita mengalami keputihan yang tak kunjung sembuh, maka sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter dan melakukan pemeriksaan kanker serviks.
Kanker jenis ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang menyerang leher rahim dan membutuhkan waktu 3-20 tahun untuk menjadi kanker yang diawali infeksi. Hal inilah yang menyebabkan 80 persen kasus ditemukan dengan stadium lanjut.
“Pada stadium awal hanya keputihan saja. Bleeding (perdarahan) pada saat berhubungan seks baru terjadi pada stadium III B, saat sudah parah,” ungkap dr Fitriyadi Kusuma, SpOG (K), konsultasi kanker kandungan dan staf pengajar FKUI di Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi.
Menurut dr Fitriyadi, tidak ada gejala khas pada kanker serviks stadium awal. Namun keputihan yang tidak kunjung sembuh meski sudah diobati bisa menjadi alarm adanya infeksi di leher rahim yang mengarah pada kanker serviks.
Keputihan ini biasanya terjadi berulang-ulang, berbau dan tak dapat disembuhkan dengan pengobatan biasa. Saat stadium lanjut, akan mengalami rasa sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami pembengkakan, nafsu makan berkurang, berat badan tidak stabil, susah buang air kecil dan mengalami pendarahan spontan.
“Karena gejalanya tidak khas, banyak yang datang ke rumah sakit pada stadium yang sudah parah. Karena itu, penting melakukan skrining tiap tahun minimal IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) atau pap smear,” terang dr Fitriyadi.

Baca juga :